Kelompok Posting

Sabtu, 07 April 2012

Kunjungan Peserta Jurnalistik ke Gedung Kalteng Pos



Palangka Raya - Sebelum saya memberitahukan tentang laporan peserta jurnalistik ke Gedung Kalteng Pos, saya ingin meminta maaf karena postingan yang saya tulis, terlambat masuk dalam blog saya. Ini karena saat menulis posting, selalu gagal di simpan pada konsep. Tetapi saya tidak putus semangat, saya akan memberikan posting-an dengan senang hati.

Tanggal 7 April 2012 adalah hari terakhir Pelatihan Jurnalistik dan Web Blog Siswa SMP/MTs se-kota Palangka Raya di MTsN-2 Palangka Raya. kegiatan yang harus diikuti oleh peserta pelatihan adalah membuat Blog di Blogger, dan yang paling ditunggu-tunggu adalah Mengunjungi Gedung Kalteng Pos.

Pada pukul 10.00 WIB, peserta jurnalistik bersiap-siap untuk menuju gedung Kalteng Pos. Saat kendaraan sudah ada di depan sekolah, kami keluar laboratorium dan segera mematikan layar komputer, dan blog peserta ditinggalkan sementara waktu.

 Welcome to Kalteng Pos!
Peserta Kegiatan telah sampai di Gedung Biru, Kalteng Pos. Kami bertemu Kak M. Ismail, Pemateri untuk kegiatan ini. Sebelum berkeliling gedung, kami diberi cerita singkat sejarah Kalteng Pos berdiri, Kalteng Pos memang hebat, kita bisa lihat sejarahnya dibawah ini. Dengan senang hati, Saya akan memberitahukannya!

1. Sejarah Kalteng Pos berdiri
Kalteng Pos merupakan koran pertama di Kalimantan Tengah, dan Koran paling laris! Di belakang Kesuksesan Kalteng pos yang sudah menemani Pembacanya selama 19 tahun, ada banyak masalah yang dilalui.

Pada Tahun 1993, Bapak Gubernur Suparmanto menginginkan adanya koran untuk warga Kalimantan Tengah, Beliau meminta Bapak Darul Iskan yang dipanggil langsung dari Jakarta untuk mewujudkan keinginannya. Setelah melakukan berbagai tahap, akhirnya terbitlah koran Pelita Pembangunan. Yang mendanai koran ini adalah Yayasan Pelita Pers, Pemda Kalimantan Tengah, dan Jawa Pos. Saat enam bulan diuji coba, koran itu di larangkeras oleh Deppan (Departemen Penerangan), karena ada SIUP (Surat Izin Usaha Percetakan) Pelita Pembangunan, bukan Kalteng Pos.

Akhirnya, pada tahun 1998, Pelita Pembangunan resmi diubah menjadi Kalteng Pos. Disinilah bermula, Kalteng Pos semakin menunjukan rating terbaik sebagai koran terlaris di Kalimantan Tengah dan mampu bersaing dengan koran di wilayah Indonesia, dan diharuskan menembus angka 6000 ekslempar, untuk 1000 ekslempar saja, sangat susah, tetapi terus saja, Kalteng Pos menembusnya.

Kalteng Pos dilanda kesedihan, kejadian yang paling membuat Kalteng pos dan warga Kalimantan Tengah bersedih adalah saat 25 Juli 2009 adalah malam kelam dan memilukan. Tepat pada malam Minggu, Gedung Kalteng Pos secara seketika dilahap si jago merah, selama dua jam api berkobar tanpa ampun, semua data dan alat-alat percetakan sudah hangus, para karyawan hanya bisa menyelamatkan satu buah komputer. Kalteng Pos tidak mau bersedih terus, kru Kalteng pos langsung bergegas menuju Radar Sampit untuk meminjam alat percetakan, agar membuktikan bahwa Kalteng Pos itu adalah koran yang sudah mantap. Radar Sampit merupakan sahabat Kalteng Pos, selain itu Palangka Ekspress juga, karena tiga koran itu cabang dari Jawa Pos. Kru Kalteng Pos tetap berusaha membuat Korannya tetap seperti hari biasa, saat selesai dicetak, koran Kalteng Pos beredar pada pukul 12.00 WIB, walaupun terlambat, edisi Minggu, 26 Juli 2009 merupakan koran yang luar biasa bagi pembacanya.

Tidak ingin vakum, koran Kalteng Pos sementara waktu menyewa Ruko di Jalan Antang. Dengan dana yang dirasa cukup, Kalteng Pos membuat Gedung baru yang megah. Bapak Darul Iskan lalu memberikan jabatannya pada Bapak H. Zaenal Mutaqqin menjadi direktur utama, yang juga diurut oleh Kaltim Pos, Radar Banjarmasin, Radar Sampit, dan Radar Sulteng. Beberapa tahun setelah kejadian itu, Kalteng pos merasa tidak enak dengan Pemda Kalteng bila memberitakan suatu kejadian di sana. Jadi, saham yang ditanam Pemda Kalteng dicabut.

Kalteng Pos merupakan koran yang bagus untuk dibaca segala usia.  Selamat untuk Kalteng Pos yang selalu memberikan hal yang baru dengan koran yang fleksibel dan kompleks.

2. Berkeliling di Gedung Kalteng Pos
 Setelah diberi wawasan tentang sejarah berdirinya Kalteng Pos. Akhirnya, kami dibawa berkeliling Kalteng pos. Dan melihat bagian-bagian gedung, peserta bertanya dengan pertanyaan yang bagus.
Banyak yang bertanya tentang mesin pencetakan, ternyata mesinnya berasal dari India. Dengan Kertas koran yang berupa kertas buram, sangat banyak pertanyaan yang diberikan peserta.

Menakjubkan! Saat pencetakan ada 4 kali cetak, pada pukul 21.00 WIB, 22.00 WIB, 23.00 WIB, 24.00 WIB, dan mencetak limabelas ribu eksemplar, sedangkan koran apal (koran yang kurang bagus) ada seribu eksemplar.

Setelah melihat-lihat ruang redaksi dan percetakan, peserta pulang lagi ke MTsN-2 Palangka Raya dan menyambungkan membuat blog dan menulis laporan ke Kalteng Pos.

Setelah puas, acara penutupan Pelatihan Jurnalistik ditutup oleh Bapak Drs. Muhammad Irsani, peserta mendapatkan Sertifikat dan pulang dengan hati yang senang dan pengalaman yang begitu banyak.
Untuk semuanya, saya memiliki motivasi :
"You Must have the dreams, and You Must practice your skills for life in our world right Now!"